Monday, November 22, 2004

Seri Mudik #3: Ngrejo - Madiun

Ngrejo adalah desa yang cukup terpencil. Listrik baru masuk ke rumah nenek sekitar 2 tahun yang lalu. Kelihatannya sudah banyak rumah yang memiliki televisi, tetapi karena situasi alam yang berbukit-bukit, para penduduk Ngrejo hanya bisa menikmati siaran televisi hasil pancar ulang dari satu rumah yang memiliki antena parabola dan berbaik hati mau menyebarkannya ke tetangga. Jadi kanal yang tampil hanya satu, bergantung kepada mood pemilik parabola. Istilah dari pemanfaatan bersama ini adalah paranunut.

Ngrejo cukup dingin; di pagi hari, kabut masih sering muncul. Air di sungai masih cukup jernih, mengundang kita untuk bermain.

Siang hari, kami melanjutkan perjalanan ke Madiun. Kali ini kami mencoba melewati jalan pintas Ngrejo - Jatisrono yang sempit, berliku, curam, dan indah. Semoga tahun depan saya bisa mengabadikan keindahan lintasan itu dengan kamera.

Ternyata jarak Ngrejo - Madiun cukup dekat bila melewat jalan pintas itu. Dari Jatisrono, perjalanan diteruskan lewat Ponorogo, lalu Madiun. Jalan alternatif adalah Ngrejo - Tirtomoyo - Baturetno - Pacitan - Ponorogo - Madiun; atau Ngrejo - Tirtomoyo - Ngadirejo - Ponorogo - Madiun; atau melingkar lebih jauh: Ngrejo - Tirtomoyo - Ngadirejo - Wonogiri - Solo - Madiun.

.. bersambung

1 comment:

Anonymous said...

Ass.. Hallo Om...
Nice trit neh... emang paling seneng kalo udah persoalan Mudik..
macet, panas, dingin, pegel ntu semua adalah seni nya dalam mudik.. makasi om :)
www.gendon.wordpress.com/mudik